September 2008


Perjalanan bulan ramadhanku  kali ini ke Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu, Riau membuatku kembali mengenang  masa kecil ku dulu. Apa  Penyebabnya?. Ya…kenangan itu teringat kembali ketika aku melihat beberapa anak-aak memainkan kembang api dan mercon di kota ini.

Bagaimana tidak, kenanganku  bersama kembang api dan mercon  sewaktu kecil tidak akan hilang sampai akhir hayatku.  Dahulu kala (ciee kayak  cerita  dongeng ding..) sewaktu aku masih kecil tesebutlah  sebuah pulau  dimana disana terdapat pulau kembang api, eh ngelantur kemana nih….ngawur aja.

Gak…ini cerita beneran, awalnya  aku suka kembang api ketika  melihat kakak-kakak tetangga aku  memainkan kembang api didepan rumah  aku sendiri sewaktu aku berumur 5 tahun.  Nah..mereka tidak hanya main kembang api dipegang tangan aja, tapi main lempar kembang api ke batang pohon. Kebetulan didepan rumah aku pada zaman tempoe doloe  itu ada batang jambu yang sangat besaaaar dan tinggiii sekali.

Kira-kira tingginya sekitar 500 meter mungkin ada (bayangin aja ndiri, kira-kira seberapa tingginya…).  Nah permainannya siapa yang bisa melempar kembang api dan nyangkut di batang pohon yang paling tinggi, dia yang berhak menang, seru kan…

Dan taruhannya pun besar ding…, yang kalah harus traktir  yang menang selama  seminggu. Enak gak tuh…..Dizaman sekarang mana ada permainan anak-anak seperti itu lagi. Mereka lebih suka main petasan  daripada kembang api, tapi kan bahaya tuh, lagian dapat menganggu orang lagi.

Pernah  kejadian  nih sewaktu aku duduk di SMA, anak-anak tetangga pada suka main petasan. Nah saat itu pada malam minggu  anak-anak pada rame main petasan disekitar rumah aku.  Dar, der, dor bunyi suara petasan. “Eh siapa tuh yan bunyiin suara petasan didepan rumah saya, ntar saya kejar baru tau rasa  kalian,” kata suara laki-laki  dari rumah tetangga aku.

Eh…. anak-anak itu bukannya  berhenti, malah  menambah bunyi suara petasannya. Nggak taunya  sang bapak  yang ada di rumah keluar dan  mengejar anak-anak itu.  Dari sepuluh anak-anak yang main petasan, sang bapak berhasil menangkap tiga orang anak  dan mengikatnya dibawah pohon jambu. Kemudia sang bapak membunyikan sisa petasan mereka  didepan anak-anak itu sendiri.

Kasian ya…, tapi itulah  akibat dari menganggu perbuatan orang lain, hehehe….(*)

Pernahkan  anda merasa  mendapatkan perasaan pusing saat menerima pekerjaan?

yak…bagi aku pertama kali aku mendapatkan pekerjaan saat masuk ke dunia jurnalistik, aduh…..pusingnya minta apuuuun..

Bayangkan saja…aku yang notabene tamatan jurusan Fisika harus terjun ke dunia tulis menulis

Ditambah lagi, saya dulunya tidak hobi terjun didunia politik dan menulis

Fyuhh……sangat sulit sekali bro, rasanya saat pertama  merasakan pekerjaan itu, aku mau berhenti aja.

Kita semua tahu kan  dunia jurnalistik, pekerjaanya  harus terjun kelapangan, bukannya di dalam kantor.

Kebayangkan gak sih….kita harus berpanas-panasan, hujan-hujanan (eh gak ding…kan udah besar, kok masi main hujan-hujanan..hehehe ),

yup.. tapi itulah pekerjaan  seorang jurnalistik, harus siap bekerja dimanapun, mau masuk hutan kek, mau  masuk air kek atau 

lihat mayat yang sudah busuk sekalian, itu sudah resiko pekerjaan dunia jurnalistik.

tapi berkat dorongan kawan-kawan didunia jurnalistik dan orang tua, kini aku mulai sedikit demi sedikit menyenangi dunia jurnalistik ini,

pekerjaan ini tidak  monoton seperti pekerjaan kantoran, kita bisa melakukan pekerjaaan ini kapan saja kita mau dan yang lebih penting

kita bisa menjelajahi negeri orang.  yup…selama aku terjun  didunia jurnalistik ini, aku sudah melihat pelosok-pelosok seluruh Riau, seperti Selat Panjang,

Bengkalis, Pelelewan,Siak,Rengat  dan beberapa pulau kecil yang ada di Riau ini. Selain itu, aku juga sudah mengetahui beberapa  kebudayaan mereka, asyik…kan.

Mudah-mudahan dimasa yang akan datang saya bisa menjelajahi beberapa negeri lain, tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga di negara lainnya..

 

nah….anda berminat terjun didunia Jurnalistik? Silahkan ikuti jejak saya,  hehehehehe….