Perjalanan bulan ramadhanku kali ini ke Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu, Riau membuatku kembali mengenang masa kecil ku dulu. Apa Penyebabnya?. Ya…kenangan itu teringat kembali ketika aku melihat beberapa anak-aak memainkan kembang api dan mercon di kota ini.
Bagaimana tidak, kenanganku bersama kembang api dan mercon sewaktu kecil tidak akan hilang sampai akhir hayatku. Dahulu kala (ciee kayak cerita dongeng ding..) sewaktu aku masih kecil tesebutlah sebuah pulau dimana disana terdapat pulau kembang api, eh ngelantur kemana nih….ngawur aja.
Gak…ini cerita beneran, awalnya aku suka kembang api ketika melihat kakak-kakak tetangga aku memainkan kembang api didepan rumah aku sendiri sewaktu aku berumur 5 tahun. Nah..mereka tidak hanya main kembang api dipegang tangan aja, tapi main lempar kembang api ke batang pohon. Kebetulan didepan rumah aku pada zaman tempoe doloe itu ada batang jambu yang sangat besaaaar dan tinggiii sekali.
Kira-kira tingginya sekitar 500 meter mungkin ada (bayangin aja ndiri, kira-kira seberapa tingginya…). Nah permainannya siapa yang bisa melempar kembang api dan nyangkut di batang pohon yang paling tinggi, dia yang berhak menang, seru kan…
Dan taruhannya pun besar ding…, yang kalah harus traktir yang menang selama seminggu. Enak gak tuh…..Dizaman sekarang mana ada permainan anak-anak seperti itu lagi. Mereka lebih suka main petasan daripada kembang api, tapi kan bahaya tuh, lagian dapat menganggu orang lagi.
Pernah kejadian nih sewaktu aku duduk di SMA, anak-anak tetangga pada suka main petasan. Nah saat itu pada malam minggu anak-anak pada rame main petasan disekitar rumah aku. Dar, der, dor bunyi suara petasan. “Eh siapa tuh yan bunyiin suara petasan didepan rumah saya, ntar saya kejar baru tau rasa kalian,” kata suara laki-laki dari rumah tetangga aku.
Eh…. anak-anak itu bukannya berhenti, malah menambah bunyi suara petasannya. Nggak taunya sang bapak yang ada di rumah keluar dan mengejar anak-anak itu. Dari sepuluh anak-anak yang main petasan, sang bapak berhasil menangkap tiga orang anak dan mengikatnya dibawah pohon jambu. Kemudia sang bapak membunyikan sisa petasan mereka didepan anak-anak itu sendiri.
Kasian ya…, tapi itulah akibat dari menganggu perbuatan orang lain, hehehe….(*)