Gambar

INI kisah asli yang saya ambil dari orang kenal dekat saya. Dimana Orang tuanya memiliki pengalaman hidup yang bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Dimasa mudanya Orang tua tersebut, sebut saja namanya si B, ia hidup sangat miskin bersama istri dan anak-anaknya. Bisa dibayangkan B hanya tinggal di sebuah rumah yang hanya terbuat dari papan dan memiliki satu ruangan saja, serta punya perabotan seadanya. Walau begitu B mempunyai tanah yang luas dan ditumbuhi kelapa serta tanaman lainnya.

B bekerja sebagai pedagang buah kelapa di salah satu pasar Pekanbaru. Selain itu ia juga berjualan keliling menggunakan sepeda dayung.

B memiliki para tetangga yang cukup kaya. Namun banyak dari tetangganya yang tidak suka dengan kemiskinan si B, terutama dari tetangga depan rumahnya, sebut saja namanya A. Waktu itu Ia seorang pejabat di lingkungan Hukum Pekanbaru.

A paling benci dengan keluarga B, sampai-sampai saat anak B ingin numpang menonton televisi saja di rumahnya, sang anak hanya diperbolehkan dari luar rumah saja. dan keluarga si A sering menghina B dan menjelek-jelekannya pada para tetangga lain. Walau begitu B tak pernah membalas perbuatan si A.

Pernah anak B bertanya padanya. “pak kenapa tak kita balas tetangga kita itu. dia sudah menghina kita?. B pun menjawab ” Jangan nak, roda itu berputar, biar Allah saja yang membalas”.

Seiring berjalanya waktu, kehidupan ekonomi B mulai berangsur meningkat, karena dagangannya semakin laris. Rumah yang tadinya hanya papan, sudah semi permanen. Sebelumnya tidak memiliki kamar, perlahan sudah punya dua kamar.
Dan sampai suatu saat, B bisa berangkat naik Haji.

Melihat itu, A sang tetangga yang sangat kaya raya itu semakin iri dengki dan menfitnah B pada tentangga lainnya. ” Masa iya dengan jualan kelapa aja, dia bisa bangun rumah dan naik haji. Pasti ada duit maling atau uang haram lainnya yang ia dapatkan tuh”, ujarnya pada para tetangga.

Mendengar hal itu, para tetangga lain semakin menyisihkan keluarga B. Sampai-sampai istri B tidak diperbolehkan untuk ikut acara di lingkungan tersebut. Walau begitu , keluarga B masih tetap bersabar.

fitnah demi fitnah terus berlanjut. Sampai suatu saat datanglah malapetaka menimpa keluarga A. Si A yang menjabat kepala di badan hukum ternyata diturunkan paksa jabatannya karena terlibat korupsi. Ia pun hanya menjabat sebagai pegawai biasa.

Sejak saat itu kehidupan A mulai morat-marit. Keluarganya yang selama ini kaya, terbiasa hidup boros sehingga perlahan tabungannya semakin berkurang. Sampai suatu saat A terpaksa menjual rumah mewahnya pada orang lain. Dan ia pindah dari lingkungan tersebut ke daerah lain, seiring ia minta dipindahtugaskan.

Semenjak A pindah, kehidupan B semakin membaik. Ia yang dulu dikucilkan para tetangga lain perlahan mulai dirangkul lagi, karena para tetangga sudah tahu kepicikan A, dan rumahnya pun semakin besar. Sekarang B sudah memiliki rumah bertingkat. Sebagian tanahnya yang lain sudah berdiri tiga rumah petak untuk disewakan. Serta anak-anaknya sudah berangsur sukses bekerja.(*)

So….dalam kehidupan ini jangan jadi orang sombong dan SMOS saat kaya. Dan jadilah orang yang sabar seperti B, jika kehidupan saat ini masih berada dibawah. kehidupan itu pasti berputar. (Ini Kisah asli loh Bukan Sinetron)
#AMBIL HIKMAHNYA